Warga Kejayan Lapor Polisi Usai Ditantang " Carok" Karena Ikut Tolak Truck Tambang

Foto : Rido'i saat di Polsek Kejayan / Inset : Istri Rido'i

PASURUAN - Dugaan pengancaman, terhadap warga karena tolak armada tambang di desa Sumberbanteng Kejayan, rupanya berbuntut panjang. Pasalnya, orang yang mengaku sebagai korban dari peristiwa itu, kini sudah lapor ke Polisi. Selasa (04/04).

Laporan itu ia buat karena keselamatannya merasa terancam oleh gaya si terlapor. Terlebih, dugaan pengancaman, yang dilakukan seorang tokoh itu, terjadi didepan keluarganya.

Diketahui, korban bernama M. Rido'i warga Sumberbanteng, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Rido'i melaporkan insiden yang menimpa dirinya ke Polsek Kejayan pada Minggu 02 April 2023.

Menurut korban, insiden yang dia alami itu terjadi di rumahnya Desa Sumberbanteng, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, pada pukul 17.10 Wib, Tanggal 02 April 2023.

Saat itu,  terduga pelaku mendatangi rumah korban dan menantang korban untuk "Carok". Selain nantang duel, menurut Rido'i terduga pelaku itu juga diketahui membawa sebilah pisau.

"Ayo Carok bawa pedangmu, Jangan halangi pekerjaan saya di tambang" ujar Rodo'i tirukan ucapan terlapor.

Pengakuan Rido'i itu juga diamini oleh istrinya yang bernama Alfiah. Menurut Alfiah, suaminya diancam oleh seseorang ketika mau berbuka puasa. "Saya dan keluarga saya, serta suami saya diancam oleh mak yek" kata Alfiah.

Menurut Alfiah, dugaan pengancaman itu muncul karena sang suami membela warga yang menolak lalu lalang truck tambang di desanya. "Karena suami saya membela warga yang menolak truck tambang" kata Alfiah.

Saat dikonfirmasi, AKP Marthi selaku Kapolsek Kejayan membenarkan adanya laporan itu. Namun dirinya mangaku bahwa kasus itu masih dalam proses penyelidikan "Inggi betul kalau laporan , tapi kami masih lakukan Lidik" Kata perempuan yang akrab dipanggil bunda itu.

Perlu diketahui, bahwa sejumlah warga Desa Sumberbanteng Kejayan, saat ini sedang gettol menolak armada tambang yang mondar-mandir di desa mereka.

Penolakan itu mereka lakukan, karena jalan tersebut merupakan jalur anak anak untuk sekolah. Selain itu, mereka beranggapan, beratnya truck tambang itu akan mempercepat rusaknya infrastruktur jalan yang baru saja dibangun pemerintah.

Warga berharap, tambang bisa buat jalan sendiri agar kenyamanan dan infrastruktur jalan bisa sama-sama terjaga.

(Die)

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama