Tolak Armada Tambang, Warga Kejayan Ngaku Diajak "Carok"

Foto : warga saat di Balai Desa / inset : Hasan

PASURUAN - Perlawanan warga, terhadap lalu lalang armada tambang, rupanya mulai merambah dari satu Kecamatan ke Kecamatan lain. Sesudah warga Pasrepan menyoal masalah tambang di wilayahnya, warga Winongan rupanya juga ikut berontak dengan armada-armada besar disana.

Usai penolakan dilakukan oleh warga Pasuruan timur itu, kini pergerakan warga sudah geser ke Pasuruan tengah. Buktinya, tadi pagi sekitar pukul 10 Wib, warga Sumberbanteng Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan datang ke Balai Desanya. Senin (03/04).

Mereka menyampaikan, kalau dirinya sudah gerah dengan truck truck tambang yang lewat di kampungnya. Alasannya, infrastruktur jalan yang dilalui armada armada itu menurut mereka akan cepat rusak lagi. Padahal, jalan itu baru dibangun oleh pemerintah.

"Yang menjadi keluhan adalah masalah keselamatan, terutama anak anak kami yang pulang pergi ke sekolah, sedangkan jalannya dilintasi armada-armada tambang itu" Keluh Hasan.

Warga disana bukan mempermasalahkan produksi yang dilakukan tambang. Namun, dirinya meminta agar pengguna jalan juga tak terganggu dan harus ada solusi. 

"Masalah tambang kami tidak mau tahu, tapi untuk masalah jalan, paling tidak mereka harus buat jalan sendiri agar jalan tak rusak dan tak bahaya bagi kami" imbuh Hasan.

Dalam forum itu, pasukan emak-emak juga terlihat gettol menolak terhadap lalu lalang tambang. Mereka mengaku tak pernah ada sosialisasi dan armada yang sering kebut-kebutan. "Kita ingin nyaman karena armada itu sering kebut-kebutan" kata Alfiah.

Dia juga mengaku kalau keluarganya diancam dan suaminya sempat diajak duel alias "Carok" oleh salah seseorang karena membela warga yang menolak jalannya dilintasi tambang. "Sebelum berbuka, saya dan keluarga diancam dan suami saya diajak  carok" kata Alfiah.

Arif priyambodo selaku pemilik tambang mengaku kecewa dengan penolakan warga ini. Dia juga mengaku sudah melakukan sosialisasi dengan adanya proyek pertambangan secara keseluruhan.

"Kami kecewa, karena kita tahunya boleh, dan dulu penolakan itu muncul karena melewati dusun Karang Panas dan Krajan" ungkap Pemilik tambang.

(Die)

1 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama